Pages

Sabtu, 23 Juni 2012

Sejarah Partai Amanat Nasional (PAN)


Partai politik memiliki posisi penting dalam sebuah negara demokrasi. Kehidupan partai politik di suatu negara demokrasi mencerminkan bagaimana kondisi kehidupan di negara tersebut. PAN sebagai partai yang lahir dari semangat anti tesis segala penyelewengan masa lalu, harus terus berada pada semangatnya. Reformasi sebagai jalan yang kita tempuh telah melahirkan banyak gagasan brillian yang diterima bersama dalam tatanan kehidupan baru ketatanegaraan kita. Pada masa-masa yang menentukan sepanjang kurun waktu 1998-2010 PAN telah memberikan sumbangsih yang berarti bagi bangsa Indonesia. PAN sebagai partai ideologis yang memiliki kekuatan gagasan reformasi di masa lalu adalah modal yang dapat dijadikan partai ini memiliki masa depan, sebagai partai kader dan partai massa. Telah mengalami kristalisasi berbagai gagasan penting, pembangunan karakter dan nilai-nilai perjuangan partai.


Sejarah Berdirinya PAN
Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto; PPSK Yogyakarta, tokoh-tokoh Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet.

PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1998 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, Faisal Basri MA, Ir. M. Hatta Rajasa, Goenawan Mohammad, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, A.M. Fatwa, Zoemrotin, dan lainnya.

Sebelumnya pada pertemuan tanggal 5-6 Agustus 1998 di Bogor, mereka sepakat membentuk Partai Amanat Bangsa (PAB) yang kemudian berubah nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN). PAN bertujuan menjunjung tinggi dan menegakkan kedaulatan rakyat, keadilan, kemajuan material dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia baru. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagai warga bangsa.

0 komentar:

Posting Komentar