Untuk
menjadi seorang calon presiden, ketua umum partai yang seharusnya
mengisi posisi tersebut. Hal tersebut merupakan target politik yang
harus dicapai sebuah partai.
“Karena semua partai harapannya tentu
sama yaitu ketua umum sebagai lokomotif yang diharapkan bisa jadi
capres, target politiknya partai harus seperti itu, tidak hanya PAN,
tetapi keseluruhan partai,” kata Sekjen PAN, Taufik Kurniawan dalam
pesan singkatnya, Rabu (8/8/2012).
Secara faktual sikap politik PAN, kata
Taufik, sudah jelas dan tegas ada dua hal yakni pertama bagaimana kerja
keras mencapai suara dua digit di pemilu legislatif, kedua menetapkan
Ketua Umum Hatta Rajasa sebagai capres. Itu faktual dan sudah diputuskan
di Rakernas.
“Itu dua hal yang saling terkait, yang
kedua bisa sukses ketika yang pertama sukses. Itu berlaku juga untuk
semua partai,” jelasnya.
Sementara mengenai calon alternatif yang
bukan sebagai ketua umum partai, Taufik menjelaskan soal itu tentunya
tidak lepas dari tahapan parpol dalam mencapai hasil di pemilu
legislatif.
Sukses elektoral di pemilu legislatif
sangat menentukan, manakala hasil memuaskan atau sukses di pemilu tentu
sangat berkorelasi dengan apa yang dicita-citakan terutama dalam
menghadapi pilpres dimana di internal juga sudah menyiapkan capres.
Untuk itu, lanjut Taufik, Hatta Rajasa
selaku ketua umum dan yang telah ditetapkan sebagai capres selalu
menekankan bekerja, ketika ditanya soal capres.
“Jadi tangga kedua partai setelah
elektoral di pileg. Kalau di pileg enggak memuaskan, tidak hanya PAN,
apakah Golkar dan Gerindra, atau Demokrat kan belum tahu mana yang akan
muncul di pilpres karena memang belum tahu bagaimana hasil pileg.
sekarang sekuat apapun figur, tetapi kalau suaranya di pileg tidak
signifikan maka ketika sukses di pilprespun akan hadirkan distabilitas
politik,” pungkasnya.
Tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar